Fly with your imajination

Saturday, October 20, 2018

CIDAHA - Hati Yang Terbagi

SEBELUMNYA SELANJUTNYA

CIDAHA - CINTA DALAM HATI

Dalam Diam Ada Cinta Yang Terajut

by

MICKEY139

****


****

Bagian 3 : Hati Yang Terbagi

Sudah lebih dari sebulan Layla dan Reza menjalin kasih dan mereka tak lagi ragu untuk menunjukkan romansa mereka di tempat umum. Reza yang perhatian dan Layla yang lembut. Mereka berdua menjadi icon pasangan yang diidamkan oleh banyak orang di Universitas kami.

Yah siapapun, kecuali aku.

Meski aku berusaha untuk iklas, namun tidak demikian dengan hatiku. Jantungku selalu terasa diremas tiap kali melihat interaksi mereka. Terlebih ketika mereka sama sekali tak menganggapku ada.

Ah, sebanarnya yang tak pernah menganggapku ada atau bahkan menganggapku sebagai pengganggu itu Reza, karena Layla sering mengajakku masuk dalam obrolan mereka. Yah, meski hanya sesaat sebelum Reza mengubah arah pembicaraan dan mengusirku secara perlahan agar tak masuk lagi.

Dan meski aku sudah diperlakukan seperti itu oleh Reza, perasaanku tidak sedikit pun berubah. Laki-laki itu tetap memegang kunci atas hatiku.

Bodoh sekali, bukan?



...

"Ray?"

"Hm..."

Untuk beberapa detik aku berpaling pada Layla di sampingku kemudian melanjutkan membereskan buku dan memasukkannya ke dalam tas. Untuk hari ini, mata kuliahku hanya ada satu, jadi setelah ini aku bisa pulang dan meratapi diri kembali dengan ditemani film-film galau atau novel dengan ending yang tidak disangka yang baru kemarin kubeli dari online shop.

"Ray..."

Aku menghela setelah bukuku sudah masuk dalam tas hingga tidak ada lagi yang tersisa di atas meja lalu berpaling dan memfokuskan diri padanya. "Ada apa, Layla?"

Layla nampak resah. Raut wajah yang tak biasanya ia tunjukkan pada orang-orang. "Kamu buru-buru, gak?"

Keningku mengerut, "Kenapa?"

"Aku mau curhat."
Dan aku benar-benar tak ingin mendengarnya. Terlebih jika isi curhatanya itu adalah tentang mereka. Aku bukan cewek super yang punya hati seluas samudera. Dan aku tidak ingin pertemanan kami tercerai jika Layla tahu bagaimana perasaanku yang sesungguhnya terhadap Reza.

Kau tahu Rei, kan?" dan tanpa mendengar jawabanku Layla meneruskan ceritanya.

Aku menyerngit. Mencoba mengingat seseorang yang bernama Rei, tapi sampai beberapa detik kemudian tidak ada seorang pun yang berhasil singgah di dalam kepalaku.

Aku menggeleng, "Tidak. Kenapa?" tanyaku.

"Masa kamu tidak ingat, sih?" tanyanya gemas.

Aku tetap menggeleng, "Kau tahu, kan selama aku hidup, aku jarang bergaul. Teman pun bisa dihitung jari. Memang orang yang bernama Rei itu kenapa?"

Layla menghela napas. Dari tempatku, aku bisa melihat jelas kalau gadis manis itu tampak bingung.

"Dia itu pacarku yang pernah aku ceritakan sama kamu."

Kembali aku berusaha mengingat apa yang dikatakan Layla. Dan yah aku mengingatnya, laki-laki yang disebut Layla Rei adalah kekasihnya. Hanya sayang mereka LDR dan aku tidak tahu apakah mereka masih LDR atau tidak ketika Layla pacaran dengan Reza.

"Lalu?"

"Kau tahu, kan kalau selama ini dia tidak pernah membalas chat-ku, bahkan nomor dan emailnya juga jarang aktif."

Aku mendengarkan dengan seksama. Tidak memprotesnya dan hanya mendengarnya bercerita.

"Kemarin dia chat aku untuk pertama kali dan aku tidak membalasnya. Terus tadi pagi juga dia chat lagi, tapi aku juga belum balas. Menurutmu bagaimana?"

Aku menghela, "Memang sekarang bagaimana perasaan kamu ke dia?" tanyaku.

Layla menunduk muram, "Aku tidak tahu. Kemarin pas dia ngechat, aku senang banget, tapi pas mau balas, aku malah bingung sendiri. Kamu tahu, kan aku sudah pacaran sama Reza..."

"Terus, Reza tahu?"

Layla menggeleng, "Belum."

"Ya udah kamu balas saja chat-nya bilang terus terang kalau kamu sudah punya pacar di sini."

"Gak bisa segampang itu, Ray."

"Tapi, kan itu salah dia karena dia gak pernah ngabarin kamu."

"Iya sih. Tapi aku juga gak tahu alasannya apa, kenapa dia gak pernah ngabarin aku. Bisa saja kan karena HP nya rusak."

"Yah masa sama pacar sendiri nomornya gak dihapal sih. Memang kalian pacaran baru seminggu? Tidak kan? Kalau HP nya rusak, dia bisa minjem HP temannya, kan? Lagian yah, dia kan bukan orang kampungan yang gak punya medsos. Masa sih dia gak pernah meriksa chat kamu. Email juga, masa dia gak pernah buka-buka. Kan aneh. Yah, kecuali dia berada di daerah antah berantah."

Layla semakin menunduk, "Iya. Kamu benar. Tapi tetap aja rasanya kayak ada yang mengganjal."

"Kamu masih sayang sama dia?" tanyaku retoris.

"Aku gak tahu Ray. Aku bingung."

"Kalau gitu aku ubah pertanyaannya. Kamu sayang Reza, kan?"

Layla mengangguk. Tapi wajahnya masih muram.

"Ya sudah, kamu jujur saja sama Rei, kalau sekarang kamu sudah punya pacar di sini."

Layla kembali menggeleng. "Aku gak bisa."

"Berat?"

"Iya."

Aku menggeleng pelan saat mengerti apa yang sedang dialami sahabatku. Hati Layla sudah terbagi. Dia menyayangi Reza sebagai pacar, di sisi lain ia juga masih menyayangi Rei meski ia berat untuk mengatakannya.

"Terus sekarang apa yang mau kamu lakukan?"

"Gak tahu." sahutnya bingung.

Aku menghela, "Kamu dan Reza sudah berapa lama pacaran?"

Layla mendongak menatapku, "Sudah hampir enam bulan. Kenapa?"

"Mana yang lebih penting Reza yang notabenenya adalah pacarmu yang sekarang, yang sudah mengisi hari-harimu meski hanya enam bulan atau Rei yang sudah hampir setahun tidak memberimu kabar? Meski kalian pacaran sudah lebih empat tahun,"

Untuk beberapa saat Layla hanya diam. Dalam kesunyian ruang kelas hanya suara angin yang berhembus dari luar sebagai pengisi suara juga kebisingan dari mahasiswa yang berlalu lalang di koridor depan kelas. Layla tetap bergeming dalam kebisuan semunya. Ia tetap bertahan tidak bersuara sampai beberapa menit berlalu.

Lagi-lagi aku menghela, "Tidak usah dijawab. Lambat laun kamu pasti tahu jawabannya. Dan kalau kamu penasaran dengan Rei, kamu boleh menjawab chat-nya, tapi kamu juga harus ingat statusmu yang sekarang."

Layla mengangguk kemudian tersenyum. "Trims Ray. Aku senang cerita sama kamu. Kamu tidak menghakimi aku dan menganggap aku perempuan serakah."

Aku menggeleng lantas tersenyum. "Aku tidak berhak menghakimi kamu Layla. Karena aku tahu kalau perasaan tidak bisa diperintah oleh si pemilik tubuh." yah seperti halnya perasaanku yang tidak bisa melupakan Reza. "Meski kamu bilang tidak, jika dia berkehendak lain, kamu tidak bisa berbuat apa-apa untuk mencegahnya."


SEBELUMNYA SELANJUTNYA
Bagaimana pendapatmu dengan cerita ini?
Share:

0 komentar:

Post a Comment

TERBARU

Copyright © 2014 - SUKA SUKA MICKEY | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com